Kecamatan Nganjuk, Kab. Nganjuk

nganjuk

Kecamatan Nganjuk merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Nganjuk dan juga menjadi tempat pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk yang terletak di ibu kota Kabupaten Nganjuk. Kecamatan Nganjuk terletak pada dataran rendah dengan ketinggian ± 56 Meter dari permukaan laut dengan Luas Wilayah 2258,67 Ha..

Batas wilayah Kecamatan Nganjuk, Sebelah Utara Kecamatan Rejoso dan Gondang, Sebelah Timur Kecamatan Sukomoro, Sebelah Selatan Kecamatan Loceret dan Berbek dan Sebelah Barat, Kecamatan Berbek dan Bagor

Kecamatan Nganjuk terdiri atas 15 Desa/Kelurahan, yaitu :

  1. Jatirejo
  2. Ploso
  3. Kartoharjo
  4. Payaman
  5. Kramat
  6. Ganung Kidul
  7. Werungotok
  8. Mangun Dikaran
  9. Kauman
  10. Bogo
  11. Cangkringan
  12. Ringinanom
  13. Begadung
  14. Kedungdowo
  15. Balong Pacul

Kecamatan Tulungagung, Kab. Tulungagung

ta

Kecamatan Tulungagung atau Tulungagung Kota adalah sebuah kecamatan yang sekaligus merupakan pusat pemerintahan Kab. Tulungagung. Luas Wilayah Kecamatan Tulungagung adalah 13,67 Km2 , dengan  batas-batasnya yaitu sebelah utara dan timur adalah Kecamatan Kedungwaru, sebelah selatan Kecamatan Boyolangu dan Kecamatan Gondang dan sebelah barat adalah Kecamatan Kauman dan Kecamatan Gondang. Kecamatan Tulungagung adalah Kecamatan yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Tulungagung.

Kecamatan Tulungagung terbagi menjadi 14 desa/kelurahan, yaitu :

  1. Jepun
  2. Katangawaru
  3. Kedungsoko
  4. Kutoanyar
  5. Tertek
  6. Kauman
  7. Kampungdalem
  8. Kenayan
  9. Kepatihan
  10. Bago
  11. Tamanan
  12. Botoran
  13. Sembung
  14. Panggungrejo

Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar

sukorejo

Kecamatan Sukorejo merupakan salah satu diantara 3 kecamatan yang ada di Kota Blitar. Berdasarkan tata letaknya, sebelah utara wilayah Kecamatan Sukorejo berbatasan dengan Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar, Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar dan wilayah sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kepanjenkidul dan Kecamatan Sananwetan. Wilayah sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sananwetan dan kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar, sedangkan wilayah sebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar.

Secara administratif pemerintahan Kecamatan Sukorejo terbagi menjadi 7 kelurahan, yaitu :

  1. Tlumpu
  2. Karangsari
  3. Turi
  4. Sukorejo
  5. Blitar
  6. Pakunden
  7. Tanjungsari

Kecamatan Pesantren, Kota Kediri

pesantren

Kecamatan Pesantren terbagi dalam 15 Kelurahan, 129 Rukun Warga (RW) dan 498 Rukun Tetangga (RT) terletak di sebelah timur sungai Brantas di daerah yang relatif datar dan subur. Kecamatan Pesantren memiliki luas 23,9 Km2.

Daftar nama kelurahan di Kecamatan Pesantren :

  1. Blabak
  2. Bawang
  3. Betet
  4. Tinalan
  5. Ngletiih
  6. Jamsaren
  7. Pakunden
  8. Singonegaran
  9. Tosaren
  10. Banaran
  11. Burengan
  12. Bangsal
  13. Pesantern
  14. Ketami
  15. Tempurejo

Kecamatan Kanigoro, Kab. Blitar

kanigoro

Kecamatan Kanigoro merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Blitar. Luas wilayah Kecamatan Kanigoro 3,5 persen dari luas Kabupaten Blitar atau seluas 55,55 Km2. Keberadaannya terletak di tengahtengah wilayah Blitar, Berdasarkan PP No 3 Tahun 2010 terhitung sejak tanggal 5 Januari 2010, Kecamatan Kanigoro ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Blitar, yang sebelumnya berada di wilayah Kota Blitar.

Batas-batas wilayah Kecamatan Kanigoro, sebelah utara berbatasan dengan Kec. Garum Kabupaten dann Kota Blitar, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kec.Talun Kabupaten Blitar, sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Kademangan dan Kec. Sutojayan Kabupaten Blitar Sedangkan sebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar dan Kota Blitar

Daftar nama desa & Kelurahan di keamatan Kanigoro :

Desa :

  • Gododeso
  • Minggirsari
  • Jatinom
  • Kuningan
  • Gaprang
  • Papungan
  • Tlogo
  • Karangsono
  • Banggle
  • Sawentar

Kelurahan :

  • Kanigoro
  • Satreyan

 

Pariwisata

Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar. Desa ini secara administratif masuk wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Sejalan dengan adanya sistem pemerintahan otonomi daerah, segala pengelolaan dan tanggung jawab kelestarian Candi Sawentar dan lingkungannya berada pada pemerintah Kabupaten Blitar. Sedangkan secara teknis arkeologis Candi Sawentar menjadi tanggung jawab Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan.
Berkenaan dengan lokasi dan lingkungannya, sangat disayangkan bahwa akses jalan menuju Candi Sawentar lumayan sulit dilewati, karena jalan menuju candi ini berlubang-lubang. Candi Sawentar terletak kira-kira delapan kilometer dari jalan Raya Garum jurusan Malang-Blitar. Secara geografis Candi Sawentar berada di sebelah timur lereng Gunung Kelud. Juga ditinjau dari topografi lingkungannya, kawasan Sawentar dikelilingi oleh sungai. Sungai yang paling dekat dengan situs Sawentar adalah Ngasinan yang saat ini sudah tidak berfungsi lagi. Sungai ini sekaligus menjadi pemisah antara Candi Sawentar I dan II. Data topografi tersebut menjadikan iklim sekitarnya termasuk dalam kategori tropis, dengan curah hujan 173 mm/tahun dan jumlah hujan rata-rata 124 hari/tahun[1]. Iklim serta pantauan topografi inilah yang memberikan informasi bahwasanya wilayah situs Sawentar dan sekitarnya merupakan tanah yang subur.
Candi Sawentar tidak memiliki sistem zonasi. Untuk sementara ini zonasi yang terdapat dalam Situs Sawentar 1 sudah cukup baik, namun pada Situs Sawentar 2 masih butuh pemugaran dan penjagaan yang lebih tertata. Belum tertatanya Sawentar 2 karena masih dalam proses penelitian dan pengungkapan lagi oleh Balai Arkeologi Yogyakarta.
Candi ini terbuat dari batu andesit berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m dan tingginya 10,65 m. Pintu masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi tangga, sedangkan relung-relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh candi. Di dalam ruangan bilik ditemukan reruntuhan arca dengan pahatan burung garuda, yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan suci yang berlatar belakang agama Hindu.

Nama candi Sawentar disebut-sebut di dalam Kitab Negarakertagama, Candi Sawentar disebut juga Lwa Wentar sebagai salah satu tempat yang dikunjungi oleh raja Hayam Wuruk, seperti yang diungkapkan dalam kitab itu menyebutkan daerah bernama “Lwa Wentar”. Dalam Pupuhnya disebutkan,
“Ndan ring śaka tri tanu rawi ring wēsākā, śri nāthā mūja mara ri palah sābŗtya, jambat sing rāmya pinaraniran lānglitya, ro lwang wentar manguri balitar mwang jimbē”
Artinya:
Lalu pada tahun saka Tritanurawi—1283 (1361 Masehi) Bulan Wesaka (April-Mei), Baginda raja memuja (nyekar) Ke Palah dengan pengiringnya, berlarut-larut setiap yang indah dikunjungi untuk menghibur hati, di Lawang Wentar Manguri Balitar dan Jimbe

Dari ulasan Kitab Negarakretagama di atas diketahui nama Lwa Wentar yang berada di dekat Jimbe dan Blitar. Pada saat ini hanya dijumpai satu wilayah yang memiliki toponimi sama dengan Lwa Wentar, yakni Sawentar, yang juga terdapat situs di wilayah tersebut. Bangunan candi ini dahulunya merupakan sebuah kompleks percandian, karena disekitarnya masih ditemukan sejumlah pondasi yang terbuat dari bata, dan candi ini diduga didirikan pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit.